- ADAGIO HARMONI
Kabut pagi ini,
membawa kabar Tentang pranatamangsa
yang tak mampu ku eja
ketika air mata petani tua
mengalir deras di muara cintanya
Sebab, sungai yang mengalir
di sawah dalam diri
telah berubah jadi gedung
yang gagah dan pongah.
Seorang nenek menjelaskan padaku
Bagaimana membaca musim
dengan bahasa jiwa, tanpa aksara
meski berpasrah tentang sungai
yang tak lagi mengairi sawah kasihnya
ia tetap melawan dengan diam
namun, teriak lantang
lewat pori-pori kulit dan
garis-garis keriput di wajahnya
Dari dalam dangau,
Kanak-kanak belajar memahami
Bahasa angin tentang arah hama
Yang hadir bersama gulma jiwa
dan selaksa mikroba atau
bakteri pengurai, pembawa kabar
kesuburan dimusim kemarau
tapi siapa, petani tua yang berhuma
di belantara, arah tenggara
ia belajar dari flora fauna
Menggali misteri hidup,
senyawa antara udara dan sari bumi.
yang tersimpan di garis lintang
dan garis bujur peta kehidupan kita
Denpasar, 2023
-
Author:
hartanto (
Offline)
- Published: February 6th, 2025 20:39
- Comment from author about the poem: PLEASE ENJOY MY POEMS. PLEASE COMMENT. thanks
- Category: Surrealist
- Views: 8
To be able to comment and rate this poem, you must be registered. Register here or if you are already registered, login here.