Asaku berujung patah arang ternyata..
Insan yang menjadi asaku.. hanya membawa kelabu
Aku yang dipenuhi lara
Bisa-bisanya terpikir ia sebagai pancaronaku
Dengan kata maaf yang terlontar dari mulutnya
Aku hanya diam dan terpikir timbulnya aksama
Tak kusangka kalimat "Aku memaafkanmu" Sirna begitu saja
Kala melihat kesalahan yang terulang, aku seperti di hantam dera olehnya
"Maaf" Katanya lagi
"Bahkan seandainya angin meminta maaf pun ranting itu masih tetap patah"
Kini derai mata menjadi saksi
Kala aksamamu menjadi jauh
- Author: Cancyifanazia (Pseudonym) ( Offline)
- Published: September 17th, 2024 08:43
- Comment from author about the poem: Seseorang yang pernah punya luka terus de kembali ke tempat yang membuat luka, akhirnya tercipta luka baru dan tidak di obati.. itu berpengaruh ke dia sehingga dia sudah tidak sama lagi, dia menjadi orang yang berbeda bahkan sang pelaku meminta maaf pun dia tidak akan kasih maaf karena luka itu sudah bertahun² dan terlambat di obati. Awalnya dia su meninggalkan tapi karena di minta balik akhirnya dia balik, dan tercoreng luka baru terus dia tetap bertahan. Nyatanya pelaku juga tidak pernah meminta maaf, itu hanya harapannya.. walaupun dia tidak akan kasih ampunan tapi dia tetap berharap sang pelaku meminta maaf..
- Category: Unclassified
- Views: 10
To be able to comment and rate this poem, you must be registered. Register here or if you are already registered, login here.